New Page, New Book
Hi, gue Lieany, kalian bisa panggil Lii atau Ani.
Ini bukan postingan
pertama, melainkan puluhan, mungkin kesannya blog ini seperti baru—tidak
ada postingan apapun, lantas kemana postingan sebelumnya berada? Sesuai judul,
gue akan memulai semuanya dari awal, gue rombak sekian rupa dan mulai membenahi
satu persatu termasuk hidup.
Huhh (menghela napas)..
“Nggak terasa waktu cepat
berlalu,” ucap gue ketika bokap menjemput gue di kantor dua minggu sekali. Dan,
jawabannya selalu, “dunia udah tua.” Lucunya, gue menerima jawaban begitu saja,
sembari ia melanjutkan cerita tentang karir di masa mudanya.
Hebat!
Satu kata mewakili bokap.
Semasa ia hidup, gue hanya mendengar satu keluhan yang keluar dari mulutnya,
yaitu saat terakhir ia sakit dan berakhir tidur selamanya. Perjuangan dan
semangat untuk hidup ada, sementara gue? Gue selalu menyia-nyiakan hidup dan
hampir hilang kendali, kalau kala itu tidak ditampar oleh kenyataan.
Gue selalu berpikir, menyakiti
dan meninggal adalah akhir dari semua. Semua akan pulih, usai dan permasalahan
dalam hidup selesai. Tanpa memikirkan siapa yang akan menangis saat pemakaman? Siapa
yang akan merasa kesepian? Siapa yang akan mendengar keluh kesah sahabat sekaligus
pemberi saran terbaik?
Setelah kepergian bokap, jiwa
gue terasa mati bahkan menangis menjadi rutinitas tanpa batas. Gue membatasi
ruang lingkup sosial, bahkan keterlibatan dengan emosi sangat kuat dan meledak
karena tidak bisa dikendalikan. Semangat yang berkobar, padam—entah, kemana
perginya semangat itu? Apa ia terkubur bersama kenangan atau ditiup angin? Sehingga
tidak meninggalkan jejak sedikitpun.
Terakhir kali ngobrol
sama bokap, ia sempat bertanya tentang kuliah, “kamu masih kuliah kan? udah
semester berapa? kapan lulus? rencana ke depannya gimana?” Pertanyaan yang
bagus, sekaligus membuat gue mengebu-gebu untuk menjawab rencana gue selanjutnya.
Jadi, setelah lulus ada 2
opsi :
Pertama, ambil brevet pajak
kemudian lanjut kuliah dengan jurusan hukum perdata atau pidana, karena gue
melihat lingkungan, baik kecil maupun besar tidak pernah memperlakukan adil
rakyatnya, ada kesenjangan antara sosial dengan otoritas.
Kedua, gue fokus karir,
meningkatkan soft skill dan belajar pengembangan diri, baik lisan maupun
tulisan yang kemudian direalisasikan.
Untuk opsi kedua, udah
berjalan 20% dan memang berdampak besar. Kemudian, semesta membuat pertahanan
runtuh sesaat—tangis meledak kala itu, apa yang sudah gue lakukan, tanamkan dan
menjadi pemikiran baru terasa sia-sia. Sampai titik di mana, harapan
diikhlaskan karena tidak sepatutnya berharap dan harapan memang tidak ada.
Apa ini yang dinamakan
putus asa?
Gue pernah membaca buku
dengan judul Alasan untuk Tetap Hidup, tulisan menginspirasi yang
ditulis oleh Matt Haig, dengan kutipan :
“Pada akhirnya dibutuhkan keberanian yang lebih besar
untuk hidup dibandingkan untuk bunuh diri.”
Kutipan sekaligus buku
yang membuat pembacanya merinding dan akhirnya gue memutuskan untuk membuka
lembaran baru, sekaligus buku baru. Memang tidak mudah, menulis di halaman
kosong yang sebelumnya terisi luka—ibarat bingung apa prolog akan sama dengan
cerita akan dibawakan nanti? Bagaimana menyusun epilog kalau prolog dan jalan
ceritanya berbeda jauh?
Ikhlas—kata yang mewakili
sekaligus menjadi kunci terbukanya lembaran baru. Dan, maaf kalau lembaran
sebelumnya belum selesai dan meninggalkan luka karena sikap dan emosi yang
meledak kala itu.
Lembar baru dan awal
baru, mari melangkah.


Semangat nge-blog nya hu...bagus artikelnya
BalasHapuskeren, seperti membaca novel
BalasHapussemangat membuka lembaran baru kak, semoga selalu diberikan kuat :)
BalasHapusTetap semangat, kehilangan sosok ayah bagi seorang cewe itu "sesuatu" apalagi beliau sangat dekat. Karena cinta pertama seorang anak perempuan adalah ayahnya. Tetap semangat, lakukan yang terbaik dan jangan kecewakan harapan beliau yang pasti ingin anaknya bahagia dan berhasil. Berhasil ini jangan diartikan sempit, jadi tetap semangat. Blog adalah tempat untuk menyimpan catatan sejarah hidup mu, keep blogging.
BalasHapusTerima kasih kak atas semangatnya :) saya yakin alm papa sangat bangga terhadap saya dan semoga keberhasilan menyelimuti kakak dan keluarga.
Hapus